05 September 2009

Saya Lebih Putih daripada Kamu

Bangau dari belakang kerbau sudah tiba. Belut dari lumpur sudah lama menunggu. Kini ayam dari kepuk pula muncul. Itik dari air terkedek-kedek mengekori ayam. Arena mulai penuh.

Seketika kemudian, Gagak Tua yang baru pulang dari benua masuk ke dalam arena. Dua ekor gagak muda mengiringinya.

“Pak Gagak masih lelah. Kita nikmati hidangan dahulu,” kata seekor gagak muda dengan suara murai.

Gagak-gagak menikmati bangkai. Bangau terkulat-kulat. Belut kepanasan. Ayam terkais-kais. Itik tersudu-sudu.

Setelah beberapa lama, Gagak Tua mengepak-ngepakkan sayapnya. Kemudian dia bertenggek di atas punggur. Lagaknya persis jaguh mergastua. Sambil merenung tajam kepada sekalian yang berada di sekelilingnya, dia berkata dengan suara garau tetapi dimerdukan seperti suara murai:

“Kamu mesti berada di landasan yang betul. Caranya mudah. Patuhi empat perkara: akta, undang-undang, peraturan dan prosedur. Ingat juga panduan: campur, tolak, darab, bahagi."

Dengan suara yang lebih lantang, dia menambah, "Saya bukan ayam yang berkokok. Saya sudah meredah benua. Kamu lihat sekarang: saya lebih putih daripada kamu!”

Tiada ulasan: